Minggu, 05 Januari 2014

Penerapan E - Learning di Sekolah

istem pembelajaran elektronik atau Electronic learning (E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan (sumber 1).
Menurut Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain (sumber 2).
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah (sumber 1):
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Untuk mendukung penerapan e-Learning di sekolah, banyak sekali hal yang perlu dilakukan. Pengadaan infrastruktur server dan jaringan komputer serta penyediaan Learning Management System (LMS) sebagai ruang kelas virtual tempat berinteraksinya siswa dan pembelajar (fasilitator/guru/dosen) seringkali menjadi fokus utama dari implementasi e-learning. Biasanya setelah infrastruktur dibangun dan ruang kelas online tersedia, maka dilaksanakanlah pelatihan dan sosialisasi dari sistem yang baru saja dibangun. Dalam pelatihan tersebut para staf pengajar akan diperkenalkan dengan ruang kelas virtual yang ada, termasuk bagaimana membuat kelas online, mengupload bahan ajar, melakukan pendaftaran siswa, proses evaluasi, dsb. Proses sosialisasi e-Learning pada sekolah diterapkan lebih pada menempatkan e-Learning sebagai suplemen dan komplemen dari pembelajaran yang telah ada. Dan memfungsikan dirinya sebagai tempat menyimpan bahan ajar, media interaksi antara guru dan murid, media diskusi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan rekan sejawatnya. Media evaluasi untuk mengumpulkan tugas, media untuk menggali kreatifitas siswa lewat portfolio, dsb (sumber 3).
Fitur E-learning
E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark & Mayer, 2008, p. 10) (sumber 2):
1. Konten yang relevan dengan tujuan belajar
2. Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar.
3. Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.
4. Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous)
5. Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.
Keuntungan Menggunakan E-learning
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai berikut (Wahono, 2005, p. 2) (Sumber 2):
1. Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
2. Menghemat waktu proses belajar mengajar
3. Mengurangi biaya perjalanan
4. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
5. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Kelemahan Menggunakan E-learning
Kelemahan menggunakan e-learning diantaranya sebagai berikut (Rosenberg, 2006) (sumber 2):
1. Karena e-learning menggunakan teknologi informasi, tidak semua orang terutama orang yang masih awam dapat menggunakannya dengan baik.
2. Membuat e-learning yang interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna membutuhkan programming yang sulit, sehingga pembuatannya cukup lama.
3. E-learning membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi.
4. Tidak semua orang mau menggunakan e-learning sebagai media belajar. 

Sumber : http://khakulblogs.blogspot.com/2010/03/penerapan-e-learning-di-sekolah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar