Menurut Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan e-learning merupakan
suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media
jaringan komputer lain (sumber 2).
Dalam e-learning,
faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau
bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru
adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah (sumber 1):
1. melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Untuk mendukung penerapan e-Learning
di sekolah, banyak sekali hal yang perlu dilakukan. Pengadaan
infrastruktur server dan jaringan komputer serta penyediaan Learning
Management System (LMS) sebagai ruang kelas virtual tempat
berinteraksinya siswa dan pembelajar (fasilitator/guru/dosen) seringkali
menjadi fokus utama dari implementasi e-learning.
Biasanya setelah infrastruktur dibangun dan ruang kelas online tersedia,
maka dilaksanakanlah pelatihan dan sosialisasi dari sistem yang baru
saja dibangun. Dalam pelatihan tersebut para staf pengajar akan
diperkenalkan dengan ruang kelas virtual yang ada, termasuk bagaimana
membuat kelas online, mengupload bahan ajar, melakukan pendaftaran
siswa, proses evaluasi, dsb. Proses sosialisasi e-Learning
pada sekolah diterapkan lebih pada menempatkan e-Learning sebagai
suplemen dan komplemen dari pembelajaran yang telah ada. Dan
memfungsikan dirinya sebagai tempat menyimpan bahan ajar, media
interaksi antara guru dan murid, media diskusi antara guru dengan siswa
ataupun siswa dengan rekan sejawatnya. Media evaluasi untuk mengumpulkan
tugas, media untuk menggali kreatifitas siswa lewat portfolio, dsb
(sumber 3).
Fitur E-learning
E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark & Mayer, 2008, p. 10) (sumber 2):
1. Konten yang relevan dengan tujuan belajar
2. Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar.
3. Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.
4. Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu (asynchronous)
5. Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.
Keuntungan Menggunakan E-learning
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai berikut (Wahono, 2005, p. 2) (Sumber 2):
1. Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
2. Menghemat waktu proses belajar mengajar
3. Mengurangi biaya perjalanan
4. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
5. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Kelemahan Menggunakan E-learning
Kelemahan menggunakan e-learning diantaranya sebagai berikut (Rosenberg, 2006) (sumber 2):
1.
Karena e-learning menggunakan teknologi informasi, tidak semua orang
terutama orang yang masih awam dapat menggunakannya dengan baik.
2. Membuat e-learning yang interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna membutuhkan programming yang sulit, sehingga pembuatannya cukup lama.
3. E-learning membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi.
4. Tidak semua orang mau menggunakan e-learning sebagai media belajar.
Sumber : http://khakulblogs.blogspot.com/2010/03/penerapan-e-learning-di-sekolah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar