Black Box Testing dan Contoh Pengujian Black Box
Dalam testing dan implementasi sistem dikenal 2 metode pengujian yang populer, yakni pengujian black box dan pengujian white box, untuk maksud dan contoh pengujian white box beberapa waktu lalu sudah pernah saya share, jadi untuk yang kali ini membahas black box testing dan contoh dari pengujian black box itu sendiri.
Black-Box Testing merupakan pengujian yang berfokus pada
spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan
kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi
fungsional program.
Ciri-Ciri Black Box Testing
- Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.
- Black box testing bukan teknik alternatif daripada white box testing. Lebih daripada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda dari metode white box testing.
- Black box testing melakukan pengujian tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input/output testing atau functional testing
- Equivalence Class Partitioning
- Boundary Value Analysis
- State Transitions Testing
- Cause-Effect Graphing
Kategori error yang akan diketahui melalui black box testing :
- Fungsi yang hilang atau tak benar
- Error dari antar-muka
- Error dari struktur data atau akses eksternal database
- Error dari kinerja atau tingkah laku
- Error dari inisialisasi dan terminasi
Merupakan metode black box testing yang membagi domain masukan dari
suatu program ke dalam kelas-kelas data, dimana test cases dapat
diturunkan [BCS97a]. Equivalence partitioning berdasarkan pada premis
masukan dan keluaran dari suatu komponen yang dipartisi ke dalam
kelas-kelas, menurut spesifikasi dari komponen tersebut, yang akan
diperlakukan sama (ekuivalen) oleh komponen tersebut. Dapat juga
diasumsikan bahwa masukan yang sama akan menghasilkan respon yang sama
pula. Nilai tunggal pada suatu partisi ekuivalensi diasumsikan sebagai
representasi dari semua nilai dalam partisi.
- Tester menyediakan suatu model komponen yang dites yang merupakan partisi dari nilai masukan dan keluaran komponen.
- Masukan dan keluaran dibuat dari spesifikasi dari tingkah laku komponen.
- Partisi adalah sekumpulan nilai, yang dipilih dengan suatu cara dimana semua nilai di dalam partisi, diharapkan untuk diperlakukan dengan cara yang sama oleh komponen (seperti mempunyai proses yang sama).
- Partisi untuk nilai valid dan tidak valid harus ditentukan.
Contoh Black Box Testing dengan Equivalence Partitioning :
Pemeliharaan data untuk aplikasi bank yang sudah
diotomatisasikan. Pemakai dapat memutar nomor telepon bank dengan menggunakan
mikro komputer yang terhubung dengan password yang telah ditentukan dan diikuti
dengan perintah-perintah. Data yang diterima adalah :
-
Kode
area :
kosong atau 3 digit
-
Prefix :
3 digit atau tidak diawali 0 atau 1
-
Suffix :
4 digit
-
Password :
6 digit alfanumerik
-
Perintah :
check, deposit, dll
Selanjutnya kondisi input digabungkan dengan
masing-masing data elemen dapat
ditentukan sebagai berikut:
- Kode area : kondisi input, Boolean –kode area mungkin ada atau tidak kondisi input, range –nilai ditentukan antara 200 dan 999
- Prefix : kondisi input range > 200 atau tidak diawali 0 atau 1
- Suffix : kondisi input nilai 4 digit
- Password : kondisi input boolean –passwordmungkin diperlukan atau tidak kondisi input nilai dengan 6 karakter string
- Perintah : kondisi input set berisi perintah-perintah yang telah didefinisikan
Daftar Pustaka :
1. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu), (Roger S. Pressman, Ph.D. 2002 : 536)
2. Rosa A. S. - Black Box Testing
3. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB, Ir. Pranto Busono, M.Kom – Testing & Implementasi
Sumber : http://dasar-pendidikan.blogspot.com/2013/06/black-box-testing-dan-contoh-pengujian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar