Kamis, 01 Mei 2014

Untuk Mereka Para Pemberani #BTB

Tulisan ini saya dedikasikan untuk mereka para pemberani, orang-orang hebat yg berhasil menerjang batas kemampuan dirinya, melawan pesimisme yg tersugesti, mengalahkan egosentris dalam diri untuk tetap berbagi sesama petualang sejati.
Takkan habis memang bila kami ceritakan tentang momen yg kami alami 3 hari kemarin, selama pelaksanaan Bumi + Trash Bag = Bersih (BTB) pendakian bersama + opsih gn.gede pangrango 18-20 April 2014 yang dilaksanakan Bukos Adventure. Mulai dari persiapan di sekret Bukos, yg berlokasi di komplek Selakopi Kota Bogor, sampai persiapan peserta pendakian. Antusiasme peserta pun tak terbendung, dari quota awal hanya 20 orang dengan target pelajar sekolah, lalu membludak hingga 70 orang yang berasal dari berbagai kota dan latar belakang profesi yang berbeda.
Pukul 10 pagi perjalanan pun dimulai, berkumpul di Mcd Pajajaran peserta diantar menggunakan truk ke Cipanas, sungguh perjalanan yg menyenangkan, hembusan angin, dan panorama kawasan puncak dapat dinikmati selama perjalanan. Sampai di pos jalur Putri Cipanas pukul 14.30, peserta dan panitia mengecek perlengkapan dan bersiap untuk pendakian, kami tak lupa untuk berdoa terlebih dahulu agar diberi kelancaran, kemudahan dan kesehatan saat mendaki. Mulai mendaki pukul 15.30 kami disuguhi kembali panorama alam yang indah, perkebunan sayur milik warga sekitar, dan hutan hujan tropis khas pegunungan Indonesia. Tak lupa selama perjalanan kami memungut sampah yang ada di sepanjang jalan.Trek awal memang masih terbilang biasa saja, namun setelah sampai di pos satu langit sudah mulai gelap, alat penerangan seperti headlamp pun mulai dikeluarkan. Melanjutkan perjalanan, kelompok antar peserta BTB mulai berjauhan jaraknya, karena faktor kelelahan yg dialami peserta dan udara yg mulai dingin, tapi hal tersebut tak menghalangi semangat kami.
Perjalanan terus dilanjutkan, 30 menit berlalu kami mulai memasuki pos dua, memutuskan beristirahat dan melaksanakan shalat magrib, lalu melanjutkan perjalanan kembali. Trek mulai sulit, jalan menanjak dan berlumpur mempersulit kami dan rekan-rekan yang lain khususnya yg tidak menggunakan sepatu khusus treking, trek yang trus menanjak menguras energi, peserta perempuan pun didera kelelahan apalagi banyak dari mereka yang pertama melakukan kegiatan pendakian, kami terus melanjutkan pendakian dengan sesekali beristirahat untuk minum dan mengatur nafas. Memasuki pos tiga, udara sudah mulai terasa sangat dingin, dan langit mulai turun hujan, kondisi ini memaksa kami terus untuk melanjutkan perjalanan, karena jika berdiam diri akan membuat suhu tubuh menurun dan kelelahan semakin akan terasa, nah jika sudah seperti ini rasa kantuk akan menguat karena oksigen yg dihirup dan disalurkan ke otak mulai berkurang, jika hal ini terjadi terus menerus tubuh akan merasakan hypotermia, apalagi jika sampai tertidur ancamannya adalah kematian akibat hypotermia. Trek pos tiga menuju pos empat semakin terjal dan berat, jalan tanah bercampur semen yang telah rusak dan menjadi lumpur sangat mempersulit dan membahayakan pendaki, banyak lubang besar dan dalam yang tak terlihat di sisi trek harus diwaspadai para pendaki jalur putri. Pos tiga menuju pos empat terbilang sangat jauh, karena renovasi jalur putri selama beberapa bulan kemarin membuat jalur lama hilang dan digantikan jalur baru yang lebih sulit dan panjang. Selama perjalanan menuju alun-alun Surya Kencana, rekan kami Acil mengalami cedera di lututnya, hal ini menghambat perjalanan karena jika terus dipaksakan akan fatal akibatnya. Tapi kami tak gentar, walaupun lutut sudah mulai gemetar.
Setibanya kami di pos empat, banyak pendaki lain yang beristirahat dan pedagang kopi yang berjualan di area pos, saat kami bertanya kepada pedagang berapa lama lagi mencapai Surken? Ternyata masih harus di tempuh kurang lebih 3 jam, sungguh sangat menurunkan gairah kami, rasa lelah, kondisi fisik yang mulai menurun, udara dingin pegunungan, dan trek yang menanjak tiada akhir membuat kami ingin meyudahi perjalanan, tapi jika hal itu terjadi sama saja kami orang yang mengagalkan misi mulia pendakian ini. Melanjutkan perjalanan dengan perlahan kami menemui beberapa kejadian dimulai dari pendaki lain yang rekannya terkena hypotermia, sampai suami istri yang terkapar lemah karena dehidrasi, sungguh perjalanan yang sarat akan pengalaman, bagaimana kita peduli dan bermanfaat bagi sesama ciptaan Nya.
Sangat di luar ekspetasi, perjalanan yg diperkirakan akan di tempuh selama 4 jam, malah memakan waktu hampir 12 jam.
Kami berpikir, jika kami adalah kelompok terakhir yang masih dalam perjalanan, ternyata kami bertemu Hegar dan rekan-rekan yang lainnya, terlihat kelelahan dan mengantuk, akhirnya kami memutuskan untuk terus melanjutkan pendakian karena jika semakin lama berdiam diri akan semakin dingin dan membuang waktu, jam sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari, namun kami masih belum juga tiba di alun-alun Suryakencana, setelah bertemu satu pendaki yang turun, akhirnya kami tak lama tiba di Suryakencana, dengan rasa lelah, frustasi, dan kesal akan perjalanan yang tiada ujungnya. Sambil melempar carier yang membebani di punggung, kami menghampiri camp rekan-rekan yang lain. Sungguh pendakian yang begitu melelahkan, disaat kita ragu akan kemampuan diri kita dan hilang arah, tapi disaat itu pula kita berani menerjang batas itu, bahwa kita mampu melakukan hal-hal yang melampaui keterbatasan dalam diri ini.
Salam lestari! Salam rimba!
Untuk mereka para pemberani sang petualang sejati, dan mereka yang mendaki bersama keberanian dalam menerjang keterbatasan, tuhan bersama kalian para pemberani. #BTB
Gn.Gede Pangrango 18-20 April 2014
*) Semoga menjadi momen yang akan selalu tersimpan dalam memori kita, sampai jumpa di petualangan berikutnya. Aku Indonesia !!!
Save Our Earth :)
Ditulis oleh : Hari Angga S / @hariangga_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar